NAMA :
EKO NURRIZKY WICAKSONO
KELAS : 1TB03
NPM :
22313836
JURUSAN : TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS : FTSP
UNIVERSITAS : UNIVERSITAS GUNADARMA
Judul
: Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Jenis Buku : Fiksi
Penerbit : Bentang
Cetakan I : Juli 2006
Tebal : X+292 halaman
Penulis : Andrea Hirata
Jenis Buku : Fiksi
Penerbit : Bentang
Cetakan I : Juli 2006
Tebal : X+292 halaman
Sang Pemimpi adalah buku kedua
dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Buku ini menceritakan
kisah kehidupannya di Pulau belitong yang dililit kemiskinan. Namun ada tiga
remaja SMA Bukan Main yang bermimpi untuk melanjutkan sekolah hingga ke
Perancis menjelajah Eropa hingga ke Afrika. Ikal, Arai dan Jimbron, mereka
adalah para pemimpi-pemimpi itu.
Pada bab pertama buku ini,
Andrea menceritakan bahwa dirinya yang dipanggil Ikal dan kedua temannya, Arai
dan Jimbron adalah tiga remaja yang begitu nakalnya sehingga mereka sangat
dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis dalam buku ini, yaitu seorang Wakil
Kepala SMA Bukan Main itu sendiri. Namun beda halnya dengan sang Kepala
Sekolah, Pak Balia adalah cermin guru teladan. Pak Beliau lah yang telah
memberikan mimpi-mimpi kepada murid-muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan
Jimbron. “ Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan
berliannya budaya sampai ke Perancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci
almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Satre, Louis
Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan
seni hingga merubah peradaban…”, itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak
Balia. Pak Balia juga orang yang tegas, hal ini dibuktikan ketika beliau
mandapat Pak Mustar yang menginginkan anaknya dengan NEM 41,75 untuk masuk ke
SMA itu, padahal NEM minimal untuk diterimanya seorang siswa harus 42. Padahal
tanpa Pak Mustar, SMA ani tidak akan ada.
Namun pada bab-bab berikutnya
pembaca akan melihat potongan-potongan kisah yang seperti berdiri sendiri, sehingga
seolah-olah Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu buku. Tapi sebenarnya
pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, memiliki hubungan yang sangat erat.
Seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan.
Menurut buku ini, Arai adalah
anak yang menurut orang melayu disebut simpai keramat, yaitu keturunan terakhir
dari suatu klan karena orang tua Arai sudah meninggal. Arai mulai diasuh
keluarga Ikal yang karena memang masih punya hubungan darah yang cukup jauh.
Ketika itu dia masih seusia Ikal yaitu kelas 3 SD di suatu sore yang
mengiriskan hati. Bagaimana tidak, usia semuda itu sudah menerima nasib
setragis itu, apalagi dia menerimanya dengan tabah. Sampai-sampai Ikal dan
ayahnya tidak kuat menahan tangis, malahan Ikal yang seharusnya menghibur Arai
malah dihibur oleh Arai.
Arai menurut Ikal adalah anak
yang memiliki karisma apalagi di matanya, mungkin itu sebagai kompensasi karena
nasibnya. Ia juga memiliki hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak bicara,
sering memberi kejutan, idenya selalu nyeleneh, dia adalah seniman
sehari-hari tapi ia tak begitu rupawan tapi dia memiliki otak yang cerdas dan
selalu ingin tahu. Arai juga sering menolong Ikal dan selalu membesarkan
hatinya. Pernah dulu Ikal memakai model rambut belah tengahnya Koes Plus dengan
sangat konyol dan ditertawakan oleh abang-abangnya, tapi Arai tetap membelanya.
Bahkan Arai pernah memarahinya karenan kesalahan Ikal sendiri. “Kita takkan
pernah mendahului nasib!”, “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati…”, itulah
kata-kata yang diucapkannya kepada Ikal saat Ikal berhenti untuk bermimpi dan
bercita-cita sehingga nilainya merosot jauh.
Nasib Jimbron nyaris sama dengan
Arai, malah lebih memprihatinkan. Menurut Ikal, siapa saja yang melihat Jimbron
akan merasa ingin melindunginya, apalagi tahu jika ia gagap dalam berbicara.
Tapi yang paling tragis dari kisah Jimbron adalah ketika ia masih kecil. Pada
saat itu, beberapa waktu setelah ibunya meninggal, Jimbron di bonceng ayahnya
menggunakan sepeda. Di tengah jalan ayahnya tiba-tiba terkena serangan jantung.
Jimbron yang masih sangat kecil itu kebingungan mencari pertolongan dan
akhirnya diboncengnya sendiri ayahnya yang sekarat itu ke puskesmas terdekat.
Tapi beberapa saat setelah tiba di Puskesmas, ayahnya meninggal. Mulai saat
itulah Jimbron gagap dalam berbicara.
Novel yang disajikan dengan
bahasa yang cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga pembaca bias ikut
merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan dan kesedihan. Tapi selain itu
buku ini memiliki lelucon-lelucon yang tidak biasa, cerdas dan pasti akan
membuat pembaca tertawa. Dengan membaca buku ini Anda akan mengetahui bahwa
Andrea Hirata memiliki pribadi yang cerdas dalam mengolah kata-kata dan
memiliki wawasan yang sangat luas.
Meskipun disebut sebagai buku
kedua dari tetralogi Laskar Pelangi, tapi di buku ini nyaris tidak ada
hubungannya dengan buku yang pertama, Laskar Pelangi. Tapi Sang Pemimpi hanya
menyebutkan kata Laskar Pelangi hanya sekali disebut. Dan keponakan yang Ikal
biayai saat di Jawa juga tidak disebut sama sekali dalam buku ini, padahal di
Novel sebelumnya telah diceritakan dengan jelas.
Tapi dengan mengesampingkan
beberapa kekurangan tadi, novel ini benar-benar buku yang sangat dibutuhkan
oleh remaja negeri ini. Karena buku ini memberi motivasi, member mimpi pada
anak-anak yang patah semangat untuk sekolah dan melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi. Selain itu buku ini juga mengajarkan tentang ketidakmungkinan
yang bisa diwujudkan dengan kerja keras