NAMA : EKO NURRIZKY WICAKSONO
KELAS: 1 TB 03
JURUSAN : ARSITEKTUR
UNIVERSITAS GUNADARMA
II
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA
A. TABEL PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA
Kita bisa lihat tabel dibawah ini yang
saya ambil contoh dari tahun – tahun sebelumnya Perkembangan Penduduk Dunia
pada tahun 1950 sampai 2008.
China
|
562,579,779
|
China
|
1,333,207,572
|
USA
|
152,271,000
|
India
|
1,154,845,005
|
Russia
|
101,936,816
|
USA
|
304,838,948
|
Japan
|
83,805,000
|
Indonesia
|
238,567,492
|
Brazil
|
197,254,181
|
||
World
|
2,555,948,654
|
World
|
6,736,383,012
|
Populasi tahun 1950
|
Populasi tahun 2008
|
Perkembangan penduduk dunia tahun 1830 – 2006
Bisa kita lihat rata – rata setiap
negera penduduknya bisa bertambah hingga 2x lipatnya. Lalu perkembangan
penduduk dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu berarti penduduk dunia
sangat pesat pertumbuhannya.
B. TABEL PENGGANDAAN PENDUDUK DUNIA
TAHUN PENGGANDAAN
|
PERKIRAAN PENDUDUK DUNIA
|
WAKTU
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
Menggunakan interpolasi linear dari
perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat atau akan dua
kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak yang berbeda).
Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan masing-masing mengambil
kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya, pas model pertumbuhan hiperbolik
disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa akan ada penggandaan lain dalam
abad ini.
C. FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFI YANG MEMPENGARUHI
PERTAMBAHAN PENDUDUK
·
Kematian (Mortalitas)
Kematian
adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka
kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya
kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan
faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
- Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran
bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat
kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas).
D. RUMUS TINGKAT KEMATIAN
|
Keterangan
:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
|
2. Rumus Tingkat Kematian Khusus
Keterangan
:
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
E. RUMUS ANGKA KELAHIRAN
1. Rumus Angka Kelahiran Kasar
|
Angka kelahiran ini disebut kasar karena
perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal
yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita. Angka kelahiran menurut kelompok
umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR.
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Keterangan :
ASFRx = Angka kelahiran menurut kelompok umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Bilangan konstan 1000
X = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun dan seterusnya
ASFRx = Angka kelahiran menurut kelompok umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Bilangan konstan 1000
X = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun dan seterusnya
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana
yang paling banyak terjadi kelahiran. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun
adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan
untuk dapat melahirkan anak.
F. MIGRASI
1. Pengertian Migrasi
Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan
untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif
(migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan
kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari
suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Ada dua dimensi penting dalam
penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
2. Macam-Macam Migrasi dan Proses
Migrasi
Berikut adalah macam-macam migrasi :
·
Migrasi
masuk (in migration), yaitu masuknya penduduk ke suatu
daerah tujuan
·
Migrasi
keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar
dari suatu daerah asal
·
Migrasi
neto (net migration), yaitu merupakan selisih antara jumlah
migrasi masuk dan migrasi keluar
·
Migrasi
bruto (gross migration), yaitu jumlah migrasi masuk dan
migrasi keluar
·
Migrasi
total (total migration), yaitu seluruh kejadian migrasi,
mencakup migrasi semasa hidup dan migrasi pulang
·
Migrasi
internasional (international migration), yaitu
perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain
·
Migrasi
semasa hidup ((life time migration), yaitu migrasi
berdasarkan tempat kelahiran. Mereka yang pada waktu pencacahan sensus
bertempat tinggal didaerah yang berbeda dengan daerah tempat lahirnya
·
Migrasi
parsial (partial migration), yaitu jumlah
migran ke suatu daerah tujuan dari daerah asal atau dari daerah asal ke satu
daerah tujuan
·
Arus
migrasi (migration stream), yaitu jumlah atau banyaknya
perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu
tertentu
·
Urbanisasi
(urbanization), yaitu bertambahnya proposisi penduduk
yang berdiam didaerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke
kota dan atau akibat dari perluasan kota
·
Transmigrasi
(transmigration), yaitu pemindahan dan perpindahan
penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan didalam
wilayah RI guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang
dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang
3. Jenis Struktur Penduduk
Berdasarkan komposisi umur dan jenis
kelamin maka karakteristik penduduk dari suatu negara dapat dibedakan atas tiga
ciri, sebagai berikut :
·
Ekspansif,
yaitu sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur termuda. Contoh
Indonesia.
·
Konstruktif,
yaitu sebagian kecil penduduk berada dalam kelompok umur muda. Contoh Amerika
Serikat.
·
Stasioner,
yaitu banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama banyaknya, dan
mengecil pada kelompok usia tua kecuali pada kelompok umur tertentu. Contoh
Swedia.
Selanjutnya lihat gambar berikut :
Selanjutnya lihat gambar berikut :
4.Pengertian
Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara
jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun
keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio
ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan
Rasio Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat
digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi
suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.
Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya
beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase
dependency ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi.
G. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
Kebudayaan di Indonesia
·
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada
zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya
kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika,
Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita
temukan di daerah Asia Tenggara.
Penelitian para
ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum
berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan,
menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung
Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai
ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
·
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman
batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam
dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena
itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu
serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu.
2. Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
· Kebudayaan
Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di
Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan
kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke
Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan
Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat.
Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh
dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme
masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni
bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti
tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa
Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan,
Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
· Kebudayaan
Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh
para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam
pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke
Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam
yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia
berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak
secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut ,
berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan
kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara
yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung
Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa
Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan
negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan
golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan
menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
3. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari
kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya
budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah
masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan
perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis
Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan
bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat
pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua
lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang
kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah:
kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya,
termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di
daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah
mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan,
dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan
kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
- rany-denestasia.blogspot.com/2011/10/ruang-lingkup-ilmu-sosial-dasar.html
- arif-rahmans.blogspot.com/2010/11/peran-ilmu-sosial-dasar-dalam.html
- translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://understandingsociety.blogspot.com/2008/02/sosial-science-and-sosial-problems.html
- www.wikipedia.com
- http://www.google.com
- Iskandar , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
- Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
8. http://ariefsz.blogspot.com/2009/12/isd-pengertian-tujuan-isd-dan-ips.html
9. http://www.sentra-edukasi.com/2013/05/definisi-bentuk-menggambar-piramida.html
10. http://abyfarhan7.blogspot.com/2011/12/pengertian-individu-keluarga dan.html#ixzz29uLtl6jO
11. http://xfqjcbx.tumblr.com/post/2498437029/pertumbuhan-individu 12. http://bayoscreamo.blogspot.com/2011/10/pengertian-fungsi-keluarga-dan-macam.html
13. http://unsilster.com/2012/04/pengertian-keluarga-dan-fungsi-keluarga/
13. http://unsilster.com/2012/04/pengertian-keluarga-dan-fungsi-keluarga/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar