NAMA : EKO NURRIZKY WICAKSONO
KELAS : 1 TB 03
JURUSAN
: ARSITEKTUR
NPM : 22313836
UNIVERSITAS
GUNADARMA
IV
PEMUDA DAN SOSIALISASI
A. Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi
Ketiga kata atau istilah tersebut pada
dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu
melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada
norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah
belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki
sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan
pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul
melalui proses yang agak panjang dan lama.
1. Pengertian Pemuda
Secara hukum pemuda
adalah manusia yang berusia 5–30 tahun,
secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda
kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara agama adalah manusia yang
sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan mimpi basah bagi pria biasanya
pada usia 11 – 15 tahun dan keluarnya darah haid bagi wanita biasanya saat usia
9 – 13 tahun.
Pemuda adalah suatu
generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama
dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan
sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi
sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan. Di dalam
masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang
strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan bangsanya.
2. Pengertian
Sosialisasi
Sosialisasi adalah
sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut
sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam
proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
3. Proses
Sosialisasi
Menurut teori Charles
H. Cooley lebih menekankan pada peran interaksi antar manusia yang akan
menghasilkan konsep diri (self concept). Proses pembentukan konsep diri ini
yang kemudian disebut Cooley sebagai looking-glass self terbagi menjadi tiga
tahapan sebagai berikut:
Seorang anak merasa
dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak
memiliki prestasi dan sering menang di berbagai lomba.
Dengan perasaan bahwa
dirinya hebat, anak membayangkan pandangan orang lain terhadap dirinya. Ia
merasa orang lain selalu memujinya, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan
ini muncul akibat perlakuan orang lain terhadap dirinya. Misalnya, orang tua
selalu memamerkan kepandaiannya.
Penilaian yang
positif pada diri seorang anak akan menimbulkan konsep diri yang positif pula.
Semua tahap di atas
berkaitan dengan teori labeling, yaitu bahwa seseorang akan berusaha memainkan
peran sosial sesuai dengan penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak di
beri label “nakal”, maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai “anak
nakal” sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, meskipun penilaian itu belum
tentu benar.
4. Peranan
Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial
mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang
lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka
dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti
sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan
yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar
namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru
dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental
bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan
proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat
hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation,
atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan
generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu
mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di
perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih
positif.
Peran pemuda yang
seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan
sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat
ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi
muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
B.
PEMUDA DAN IDENTITAS
1. Pola Dasar
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola pembinaan dan
pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan
berkepentingan dalam penanganannya benar-banar menggunakan sebagai pedoman
sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh, dan terpadu serta dapat
mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan
generasi muda disusun belandaskan:
Landasaan idiil : Pancasila
Landasaan konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
Landasaan strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
Landasaan historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Landasaan normatif : Etika, tata nilai dan tradisi
luhur yang hidup dalam masyarakat.
2. Pengertian
pokok pembinaan dan pengembngan generasi muda
Generasi merupakan
generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan
nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian
kahidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan
perhatian khusus dan kesempatan yang seluas?luasnya untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya. Dalam proses
pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang
permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan narkota,
anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu perlu adanya
upaya, program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan peran serta
semua pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat
dan terutama generasi muda itu sendiri.
Arah kebijakan
pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa pembinaan
perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap
terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya
guna dan berhasil guna. Dalam hubungan itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan
wadah?wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan
organisasi fungsional pemuda lainnya. Dalam kebijakan tersebut terlihat bahwa
KARANG TARUNA secara ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
generasi muda yang bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif dalam
pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan sosial
pada khususnya. Salah satu kegiatan Karang Taruna Kelurahan Purwaharja Kecamatan
Purwaharja sedang membuat kerajinan bambu yang diolah menjadi aneka macam alat
musik seperti suling, angklung dan sebagainya.
3. Masalah-Masalah
Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda
yang muncul pada saat ini antara lain:
Ø Dirasa menurunnya jiwa idealisme,
patriotisme, dan nasionalisme di kalangan
masyarakat termasuk generasi muda.
Ø Kekurangpastian yang dialami oleh
generasi muda terhadap masa depannya.
Ø Belum seimbangnya antara jumlah
generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non
formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang
diakibatkan oleh berbagai sebab yang
bukan hanya merugikan generasi muda sendiri,tetapi juga merugikan seluruh
bangsa.
Ø Kurangnya lapangan kerja / kesempatan
kerja serta tingginya tingkat pengangguran / setengah pengangguran di kalangan
generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan
memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat
menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
Ø Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan
hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan
generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya
perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan
rendah.
Ø Masih banyaknya perkawinan di bawah
umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
Ø Pergaulan bebas yang membahayakan
sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
Ø Meningkatnya kenakalan remaja
termasuk penyalahgunaan narkotika.
Ø Belum adanya peraturan perundangan
yang menyangkut generasi muda.
4. Potensi-Potensi
Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu
dikembangkan adalah:
Ø Idealisme dan daya kritis
Ø Dinamika dan kreatifitas
Ø Keberanian mengambil resiko
Ø Optimis dan kegairahan semangat
Ø Sikap kemandirian dan disiplin murni
Ø Terdidik
Ø Keanekaragaman dalam persatuan dan
kesatuan
Ø Patriotisme dan nasionalisme
Ø Sikap kesatria
Ø Kemampuan penguasaan ilmu dan
teknologi
5. Tujuan
Pokok Sosialisasi
Individu harus diberi
ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di
masyarakat. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan
mengenbangkankan kemampuannya. Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau
tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan
pada masyarakat umum.
C.
PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
1. Mengembangkan
Potensi Generasi Muda
Di negara-negara maju,
salah satu di antaranya adalah Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian
generasi muda, didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk
maju dalam berlomba menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam
suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri. Untuk
mengembangkan ide-ide / gagasan-gagasan itu, Institut Teknologi Maschussets
(MIT) Universitas Oregon dan Universitas Carnegie Mellon (CMU), telah membuat
proyek bersama berjangka waktu lima tahunan, melibatkan sekitar 600 mahasiswa
dan 55 anggota fakultas dalam program-program belajar dan membaharu dalam wadah
Nasional Science Foundation (NSF), di masing-masing pusat inovasi
universitas-universitas tersebut. Hasil yang dicapai proyek itu : Lebih dari
dua lusin produk, proses atau pelayanan baru telah dipasarkan dan menciptakan
hampir 800 pekerjaan baru, dan memperoleh hasil penjualan sebesar $46,5 juta
(Kingsbury. Louise, 1978:59).
Gagasan dan pola kerja
yang hampir serupa telah dikembangkan pula di negara-negara Asia, misalnya :
Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para
inovator pada sektor teknologi industri itu membawa negara-negara itu tampil
dengan lebih meyakinkan sebagai negara-negara yang berkembang mantap dalam
perekonomiannya.
Sebagaimana upaya
bangsa Indonesia unrtuk mengembangkan potensi tenaga muda agar menjadi
inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skill berkualitas tinggi.
Studi Kasus :
Pemuda adalah golongan
manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah yang
lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah
berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama
bila di kaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya
tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
2.
PENGERTIAN PENDIDIKAN & PENGERTIAN PERGURUAN TUNGGI
Batasan tentang Pendidikan Batasan tentang pendidikan yang
dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari
yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan,
aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya Sebagai proses
transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya
dari satu generasi ke generasi yang lain
b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi Sebagai proses
pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis
dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara Pendidikan
sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana
untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja Pendidikan sebagai
penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik
sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja.
e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990:
105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan
nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan
pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk memingkatkan
kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.
Perguruan Tinggi Perguruan tinggi adalah satuan
pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta
didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga
pendidik perguruan tinggi disebut dosen.Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi
menjadi dua: Agar bisa menjadi Perguruan Tinggi
Idaman, maka ada 5 faktor yang menurut saya harus dipenuhi oleh Perguruan
Tinggi, yaitu :
Ø Mutu / Kualitas
Ø Biaya murah / terjangkau
Ø Keamanan / Kenyamanan
Ø Mengikuti Perkembangan Zaman Bermanfaat Bagi Mayarakat
3.
Alasan untuk Berkesempatan Mengeyam Pendidikan Tinggi
Dalam
hal inilah, maka pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang
berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting. Karena berbagai
alasan:
1.
sebagai kelompok
masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang
luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat didalam
pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam
masyarakat.
2.
sebagai kelompok
masyarakat yang paling lama dibangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses
sosialisasi terpanjang secara berencana, dibandingkan dengan generasi
muda/pemuda lainnya, dan melalui pelajaran seperti, PPKN, Sejarah dan
Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat
diketahui.
3.
mahasiswa yang berasal
dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya
akulturasi sosial dan budaya dimana hal ini akan memperkaya khvasanah
kebudayaannya, sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
4.
mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan
kekuasaan. Struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan
sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai
latar belakang sosial, ekonomi dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan
generasi muda lainnya. Dan adalah jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai
pandangan yang lebih luas dan jauh kedepan serta ketrampilan berorganisasi yang
lebih baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
3. http://aryanipuspitasaridevi.wordpress.com/2012/10/27/bab-ii-internalisasi-belajar-dan-spesialisasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar