PEMBANGUNAN DI DAERAH RESAPAN AIR
Apa permasalahan Lingkungan yang ada?
Manusia dan Alam (Lingkungan sekitar) merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Manusia membutuhkan Alam untuk keberlangsungan hidupnya dan alam pun sebaliknya. Setiap wilayah memiliki ketinggian tanah dan sifat tanah yang berbeda beda ada dataran tinggi, ada dataran rendah ada daerah kering dan daerah basah(resapan). Seperti yang kita ketahui Ibu kota Negara kita merupakan salah satu dari dataran rendah dan merupakan wilayah resapan air. Ibu kota yang terkenal sebagai kota metropolitan, sangat padat akan penduduknya banyak para pendatang yang merantau dan mengadu nasibnya di kota metropolitan ini. Mereka yang datang sudah pasti membutuhkan tempat tinggal, hal ini mendorong munculnya pembangunan baik itu apartemen maupun perumahan. Padahal kota Jakarta sudah padat akan bangunan perkantoran,apartemen, maupun pemukiman namun, seiring dengan jumlah pendatang yang terus bertambah menyebabkan para kontraktor dan pebisnis property melihat peluang dibidang ini untuk membangun bangunan baik bangunan perkantoran/perumahan/apartemen karena, di pusat kota telah padat oleh bangunan sehingga mereka melirik daerah pinggiran yaitu ruang hijau kota yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air, namun kini sudah ditutupi oleh bangunan, dan daerah pinggiran pantai yang berfungsi sebagai ruang biru tempat penampungan air pun demikian. Setiap tindakan akan selalu ada resikonya itu yang dikatakan orang bijak.
Jakarta merupakan dataran rendah dimana berperan sebagai tempat resapan air oleh karena itu rawan banjir. Faktanya saat ini hampir 90% daerah resapan kini tak lagi menjadi daerah resapan namun berubah menjadi perumahan dan perkantoran. Efek dari pembangunan di daerah resapan air tersebut maka jika terjadi hujan air tidak dapat meresap di daerah tersebut lalu mengakibatkan Banjir dan bencana ini terjadi hampIr setiap tahun di musim hujan. Selain masalah tatanan Ruang ada hal yang secara tidak langsung disadari oleh penduduk yaitu adanya penurunan tanah karena kondisi geologis akibat penyedotan air tanah, penurunan ini membuat sungai-sungai di wilayah DKI Jakarta menjadi dangkal, sehingga endapan kasar berada di tengah dan berpengaruh pada drainase yang kecil dan dipenuhi sampah.
Adakah tanggapan dari persoalan tersebut?
Semua orang sudah pasti mengehatui bahwa, terdapat 13 sungai yang mengalir ke Jakarta, seharusnya membutuhkan tampungan yang lebih besar bukan mengurangi daerah resapan dengan mengembangkan bangunan di area resapan. Seharusnya warga memiliki rasa kepedulian akan lingkungannya sebab jika mereka acuh terhadap apa yang ada di sekitar mereka justru akan merugikan diri mereka sendiri seperti mereka yang yang tinggal di daerah resapan air/ mereka yang melakukan pembangunan di daerah resapan ketika musim hujan datang mereka akan menjadi korban dari bencana alam banjir, air yang datang merupakan banjir kiriman dan mereka yang melakukan pembangunan juga akan rugi karena harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk membuat bendungan/tanggul di pinggiran sungai. Belum lagi jika tanggul/bendungan itu runtuh. Hal ini terjadi karena ketidaktegasan Pemerintah Daerah DKI Jakarta dalam mengeluarkan izin mendirikan bangunan.
Bagaimana solusinya?
1. Ditegakkannya aturan membuang sampah dengan sanksi yang sangat berat dan menyediakan tempat pembuangan di berbagai tempat.
2. Mengurangi pembuatan plastik sebab plastik sangat sulit terurai dan jika diamati sampah yang sering ditemukan berbahan baku plastik.
3. Menegakkan kembali UU/peraturan tentang izin mendirikan bangunan.
4. Kepada pihak yang berwajib seharusnya sering mengadakan control ke daerah2 pinggiran sungai agar tidak ada bangunan-bangunan liar/pemukiman disekitar sungai.
5. Memindahkan kembali daerah terbuka hijau ke daerah resapan.
6. Menghentikan pembukaan lahan di daerah hulu sungai.
7. Membangun sumur resapan yang cukup disekitar daerah resapan yang berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam tanah.
8. Melestarikan hutan-hutan di daerah hulu dan daerah aliran sungai.
9. Memberikan fasilitas yang sama di daerah sekitar Kota Jakarta dengan begitu penyebaran penduduk akan merata sehingga dapat mengurasi pembangunan di daerah resapan air kembali.
Kesimpulan, Pembangunan di daerah resapan air sangatlah tidak efisien karena daerah resapan bukanlah lokasi yang cocok untuk sebuah pembangunan selain merusak aliran drinase, pembangunan di daerah ini juga bukan merupakan tata ruang yang baik. Jika harus disalahkan tidak ada yang salah hanya saja kesadaran akan lingkungan yang kurang dan kurangnya perhatian dari pemerintah setempat serta longgarnya peraturan tentang izin mendirikan gedung. Mari tingkatnya kepedulian akan lingkungan sekitar dengan menegakkan hukum setegak-tegaknya dan mulai mencintai lingkungan.
Referensi :
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/sumur-resapan/
http://www.beritasatu.com/aktualitas/162451-lipi-banjir-di-jakarta-disebabkan-kesalahan-tata-ruang.html
http://metro.news.viva.co.id/news/read/107386-banjir_jakarta_dan__kutukan__13_sungai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar